Selain itu, Peacetival juga mengadakan Talk the Peace, sebuah sesi diskusi yang membahas isu keberagaman dari berbagai perspektif. Beberapa topik yang dibahas antara lain Talk the Peace #1-Keberagaman & Pemuda. Topik ini menggali pentingnya pendidikan perdamaian bagi anak muda, dengan panduan dari Irfan Amali yang menjelaskan peran pendidikan dalam membentuk generasi muda yang lebih toleran.
Selanjutnya, Talk the Peace #2-Keberagaman & Lingkungan. Membahas tanggung jawab bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan, sebagai bentuk kepedulian lintas keyakinan dan budaya. Talk the Peace #3-Keberagaman & Perempuan, menyoroti peran perempuan dalam menjaga keberagaman dan membahas perspektif advokasi yang dilakukan oleh organisasi perempuan, dengan perwakilan dari Fatayat NU dan organisasi perempuan lainnya.
Selain itu, Peacetival juga menjadi ajang peluncuran K-Hub PCVE Outlook #4: Strategi Komunikasi Digital Tangkal Paham Radikal, sebuah riset yang mengulas strategi komunikasi digital organisasi masyarakat sipil dalam menangkal ekstremisme kekerasan. Riset ini merupakan hasil kolaborasi antara Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP) dan Pemerintah Australia melalui AIPJ2. Peluncuran riset ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Deputi Kerjasama Internasional BNPT RI, perwakilan AIPJ2, serta Direktur Eksekutif PeaceGeneration Indonesia.
Para peserta juga dapat mengunjungi booth K-Hub, yang menampilkan produk-produk edukatif dan kuis interaktif, guna meningkatkan pemahaman tentang strategi komunikasi yang dapat memperkuat upaya perdamaian.
Dengan rangkaian kegiatan yang mencakup diskusi, permainan, film, seni, dan riset, Peacetival Vol 7 diharapkan dapat memperkuat kerja sama lintas sektoral dalam merawat keberagaman dan perdamaian di Indonesia. Festival ini menjadi bukti nyata bahwa melalui kolaborasi antara masyarakat sipil, institusi pendidikan, pemerintah, dan kaum muda, perdamaian dan keberagaman dapat dijaga dan dipelihara secara kreatif dan interaktif.
(abd)