Headline

Seruan Sederhana Paus Mendinginkan Hati Warganet

23
×

Seruan Sederhana Paus Mendinginkan Hati Warganet

Share this article
Seruan Sederhana Paus Mendinginkan Hati Warganet


loading…

Yuliandre Darwis. Foto/Istimewa

Yuliandre Darwis, Ph.D
Ketua/Komisioner KPI Pusat
2016-2019/2019-2023PADA umumnya, dunia maya di Indonesia penuh dengan hiruk-pikuk arus informasi yang cepat, tak jarang diiringi perdebatan yang tak berujung. Namun, sesuatu yang tak biasa terjadi sejak kedatangan Paus Fransiskus pada 3 September 2024. Pesan-pesan kesederhanaan dan toleransi yang dibawa oleh Paus Fransiskus telah memberikan ruang bagi warganet Indonesia untuk melakukan refleksi moral terhadap nilai-nilai kebersamaan dan perdamaian. Kehadiran pemimpin Vatikan ini menjadi topik perbincangan hangat yang menyejukkan, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Sejak kedatangan Paus Fransiskus yang memilih menggunakan pesawat komersial, enggan memakai mobil mewah, dan menginap di kedutaan, topik ini menjadi ramai di media sosial, sehingga unggahan mengenai Paus Fransiskus tidak henti-hentinya mendapatkan perhatian. Menteri BUMN Erick Thohir juga membagikan momen bersejarah tersebut di media sosial, yang langsung mendapatkan pujian dari netizen. Salah satu momen yang paling menyita perhatian adalah ketika Paus mengucapkan semboyan persatuan Indonesia, “Bhinneka Tunggal Ika,” yang memicu reaksi positif dari banyak orang.

Komentar Netizen: Dari Refleksi Diri hingga Humor

Di balik pujian dan rasa hormat yang ditunjukkan netizen, ada juga refleksi mendalam yang diutarakan melalui kolom komentar. Salah seorang netizen menulis bahwa dirinya bangga menjadi seorang muslim sejak lahir, sekaligus bangga dapat hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain di Indonesia. Ada juga komentar komentar yang kreatif dan humoris, seperti, “Agama sebelah punya Paus, kita punya Paus-tadz. Indahnya toleransi.”Kekuatan humor di media sosial sering kali menjadi jembatan dalam mempertemukan perbedaan pendapat dan latar belakang, yang dalam konteks ini menyoroti indahnya kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Pesan-pesan yang mengandung kesederhanaan dan toleransi dari Paus Fransiskus berhasil menyentuh warganet, yang biasanya terpecah dalam berbagai perdebatan, untuk sejenak bersatu dan merangkul perbedaan.

Pengaruh Kunjungan Paus Fransiskus Terhadap Kehidupan Beragama di Indonesia

Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar kedua di dunia, menjadi panggung penting bagi pesan-pesan perdamaian Paus Fransiskus. Dalam berbagai kesempatan, Paus kerap menyinggung konflik yang terjadi di beberapa negara akibat kurangnya saling menghargai. Menurutnya, kekerasan sering kali muncul dari ketidakmampuan individu atau kelompok untuk menghormati perbedaan dan cenderung memaksakan kepentingan serta narasi historis sepihak.Pernyataan Paus Fransiskus ini relevan dengan situasi global, ketika konflik beragama dan perbedaan ideologi sering menjadi sumber ketegangan. Paus mengingatkan bahwa keharmonisan hanya dapat tercapai melalui saling menghargai, tidak hanya dalam tataran dialog antarumat beragama, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Kehadirannya di Indonesia menegaskan pentingnya membangun fondasi kebersamaan yang kuat untuk menjaga perdamaian di tengah keragaman.

Teori Pengaruh Sosial dan Dampaknya pada Media Sosial

Melihat respons positif warganet atas kunjungan Paus Fransiskus, kita bisa merujuk pada Teori Pengaruh Sosial (Social Influence Theory) yang ditulis oleh Kelman (1958). Teori ini menjelaskan bagaimana individu dapat dipengaruhi oleh perilaku orang lain dalam lingkungan sosialnya. Ada tiga cara utama pengaruh sosial bekerja: konformitas, kepatuhan, dan internalisasi. Pertama, konformitas terjadi ketika individu menyesuaikan sikap atau perilaku mereka untuk sesuai dengan kelompok, meskipun mungkin bertentangan dengan keyakinan pribadi mereka. Dalam konteks ini, banyak warganet yang sebelumnya cenderung terlibat dalam perdebatan atau polarisasi isu di media sosial, secara tak langsung tergerak untuk mengikuti arus positif yang dibawa oleh pesan-pesan damai dari Paus. Kecenderungan untuk bersatu dalam pesan toleransi mungkin dipengaruhi oleh dorongan sosial yang kuat dari lingkungan dunia maya, di mana pujian terhadap kesederhanaan Paus mendominasi percakapan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *