Sayangnya, belum sempat mewujudkan gagasannya membentuk pasukan khusus. Letkol Slamet Riyadi gugur dalam pertempuran di sekitar Kota Ambon. Gagasan pembentukan satuan pemukul yang dapat digerakan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang berat sekalipun akhirnya diwujudkan oleh Kolonel A.E Kawilarang.
Kolonel A.E. Kawilarang kemudian mengeluarkan Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III Nomor 55/Instr/PDS/52 tanggal 16 April 1952 tentang pembentukan Kesatuan Komando Tentara dan Teritorium III atau Kesko III/Siliwangi yang menjadi cikal bakal Korps Baret Merah Kopassus.
Selanjutnya, A.E. Kawilarang yang lahir di Meester Cornelis sekarang bernama Jatinegara pada 23 Februari 1920 ini memerintahkan Letda Aloysius Sugianto untuk mencari pelatih yang membantu pembentukan kesatuan pasukan khusus yang berbasis di bekas pangkalan Korps Speciale Troepen (KST) di Batujajar, Bandung, Jawa Barat.
Saat itu, diputuskan Moch Idjon Djanbi mantan Kapten KNIL yang pernah bergabung dengan KST dan bertempur dalam Perang Dunia II sebagai pelatih dan komandan pertama Kopassus.